Boraks (Boron), Sumber, Fungsi, Manfaat, Dosis dan Efek samping

Boraks (boron) merupakan jejak mineral  yang ditemukan dan tersimpan dalam kerak bumi pada konsentrasi sekitar 0,001%. Zat kimia ini hanya diperoleh dalam bentuk senyawa dan tidak pernah ada dalam keadaan unsurnya. Boraks  diambil oleh tanaman  sehingga dapat dijadikan bahan asupan dalam bentuk makanan.

Makanan Mengandung Boraks (Boraks)

Boraks dapat kita temukan dalam beberapa jenis makanan seperti almond, kenari, alpukat, brokoli, kentang, pir, plum, madu, jeruk, bawang, kacang polong, wortel, kacang, pisang, anggur merah, apel merah dan kismis.

Fungsi dan Manfaat Boraks (Boraks)

Pada dasarnya Boraks memiliki fungsi membantu penyerapan kalsium dalam tubuh. Selain itu, ia juga dapat meningkatkan beberapa nutrisi penting dalam tubuh lainnya, seperti vitamin D, kalsium, tembaga, dan magnesium.

Boraks telah digunakan dalam kimia nuklir sebagai penyerap neutron. Hal ini juga telah ditambahkan ke logam lain untuk membentuk paduan keras. Dalam pengobatan, Boraks ini paling sering ditemukan dalam bentuk asam borat, yang digunakan sebagai zat topikal dan anti-infeksi, serta irigasi ophthalmologic. Natrium borat bakteriostatik dan umumnya ditambahkan ke krim dingin, pencuci mata, dan obat kumur.

Sebagai bagian dari mikronutisi, boraks bersama mikronutrisi lainnya berkontribusi dalam menjalankan proses tubuh. Kekurangan boraks dalam tubuh akan menyebabkan beberapa masalah seperti terjadinya osteoarthritis dan kanker prostat. Boraks juga memiliki fungsi meningkatkan kadar estrogen dan testosteron sehingga dapat mencgah gejala menopause .

Dosis dan Efek Samping Boraks (Boraks)

Dalam penggunannnya, Boraks telah dipelajari dalam beberapa penelitian dalam dunia kesehatan dengan menggunakan berbagai dosis. Dosis harian 2,5-6 mg untuk mengatasi penyakit osteoarthritis dan penyejuk kekuatan. Intravaginal asam borat (600 mg diberikan setiap hari) diberikan untuk kandidiasis vulvovaginal.

Jika dikonsumsi sesuia dosis, secara umum boraks aman untuk dikonsumsi, dan menjadi tidak aman ketika dikonsumsi dalam jumlah besar dan akan menyebabkan keracunan dengan gejala peradangan pada kulit dan mengelupas, iritabilitas, tremor, kejang, kelemahan, sakit kepala, depresi, diare, muntah, dan gejala lainnya.