Cedera Otak Traumatis, Gejala Penyebab Dan Pengobatan

Cedera otak traumatis, juga disebut cedera otak atau cedera kepala. Hal ini terjadi dalam banyak cara. cedera otak traumatis dapat terjadi karena kecelakaan di mana kepala dapat terbentur pada sebuah benda. Kondisi semcam itu penyabab paling umum dari terjadinya cedera otak traumatis. Namun, cedera otak lainnya, seperti yang disebabkan oleh tidak cukup oksigen, keracunan, stroke, atau infeksi, dapat menyebabkan kondisi serupa.

Cedera otak traumatis  dapat secara signifikan mempengaruhi kognitif, fisik, dan keterampilan psikologis seseorang. Pengaruhnya terhadap fisik dapat mencakup hilangnya keseimbangan, koordinasi, keterampilan motorik halus, kekuatan, dan daya tahan. Sementara pengaruhnya  pada kognitif adalah jilangnya kemampuan bahasa dan komunikasi, pengolahan informasi, memori, dan keterampilan. status psikologis juga sering mengalami perubahan. Masalah kecacatan yang juga sering terjadi pada orang-orang yang menderita cedera otak traumatis.

Gejala Cedera Otak Traumatis

Ketika seseorang mengalami cedera otak, gejala yang terjadi dapat bervariasi tergantung pada daerah otak yang mengalami benturan atau terluka serta seberapa parah kondisi cedera yang diaalami. Orang yang menderita cedera otak traumatis biasanya akan mengalami gejala sebagai berikut:

Cacat Fisik

Seseorang yang mengalami cedera otak mungkin memiliki beberapa masalah terkait dengan berbicara, melihat, mendengar, dan penggunaan indera lainnya. Orang yang mengalami cedera otak akan mengalami  sakit kepala dan merasa mudah lelah. Selain itu, hal yang juga dapat dialami adalah kesulitan dengan keterampilan seperti menulis atau menggambar. otot-otot mereka mungkin tiba-tiba berkontraksi atau mengencang. Penderita juga dapat mengalami kejang, hilang keseimbangan dan cara berjalan  juga mungkin akan terpengaruh. Mereka mungkin sebagian atau sepenuhnya lumpuh di satu bagian atau kedua sisi tubuh.

Kesulitan Berfikir

Karena otak mungki telah mengalami kerusakan,seseorang yang mengalami cedera otak traumatis akan mengalami perubahan otak dan kemampuan berfikir mereka. Hal ini seperti masalah dengan memori jangka pendek. Mereka juga mungkin memiliki masalah dengan memori jangka panjang mereka (mampu mengingat informasi dari beberapa waktu lalu, seperti fakta belajar bulan lalu). Orang yang menderita cedera otak traumatis juga dapat memiliki kesulitan berkonsentrasi dan hanya dapat memusatkan perhatian mereka untuk waktu yang singkat. Ia mungkin berpikir secara lamban, atau  mungkin mengalami kesulitan berbicara dan mendengarkan orang lain. Ia juga dapat mengalami kesulitan dengan membaca dan menulis, perencanaan, serta sulit memahami urutan peristiwa terjadi.

Masalah Sosial, perilaku, atau emosional

Kesulitan-kesulitan ini mungkin termasuk perubahan mendadak dalam suasana hati, kecemasan, dan depresi. Orang yang menderita cedera otak traumatis mungkin mengalami kesulitan berhubungan dengan orang lain. Ia mungkin gelisah dan mungkin tertawa atau menangis sendiri atau mungkin tidak memiliki banyak motivasi atau banyak kontrol atas emosi yang dimilikinya.
Cedera Otak Traumatis, Gejala Penyebab Dan Pengobatan

Penyebab Cedera Otak Traumatis

Cedera otak traumatis dapat disebabkan oleh benturan kepala pada benda keras, atau cedera kepala yang menembus dan mengganggu fungsi otak normal. Otak kita seperti massa gelatin yang dilindungi dari goncangan dan dikelilingi cairan cerebrospinal di sekitarnya. Adanya benturan keras pada kepala dapat mendorong otak terhadap dinding bagian dalam tengkorak, yang dapat menyebabkan pendarahan di dalam dan sekitar otak.

Pengobatan Cedera Otak Traumatis

Pada umumnya Cedera otak traumatis yang bersifat ringan dapat pulih dengan sendirinya tanpa pengobatan. Akan tetapi pada sebagian kasus, terutama cedera otak yang tergolong parah akan membutuhkan pembedahan dan biasanya pasien akan dirawat di rumah sakit dan akan memerlukan perawatan intensif.

Pengobatan pada  cedera otak traumatis, fokus perawatan darurat untuk mencegah memburuknya kerusakan otak. Risiko terbesar dari kerusakan otak lebih lanjut adalah ketika otak mengalami pembengkakan. Tengkorak manusia yang terbuat dari tulang yang keras dan tidak fleksibel, adanya pembengkakan tersebut akan memberikan banyak tekanan tergantung seberapa besar pembengkakan itu terjadi.