Penyebab, Gejala, Pengobatan dan Perwatan Sferositosis herediter

Sferositosis herediter (SH) adalah gangguan atau kelainan pada sel darah merah yang dipengaruhi oleh faktor turunan atau warisan. Penderita Sferositosis herediter biasanya akan mengalami kekurangan danra atau anemia. Penyakit ini terkadang datang dengan gejala yang ringan, dan terkadang datang dengan gejala yang berat sehingga harus diatasi dengan transfusi darah secara teratur dan bahkar harus dioperasi untuk mengangkat limpa. Pengangkatan limpa biasanya dapat memperbaiki kondisi meskipun memberikan risiko yang tinggi berkembangnya infeksi yang berat.

Sferositosis herediter (SH) adalah kondisi warisan yang mempengaruhi sel-sel darah merah. Sel-sel darah merah berfungsi membawa oksigen ke seluruh tubuh secara efektif. Sel darah merah berbentuk seperti piring yang sedikit memanjang. Pada kondisi Sferositosis herediter terdapat cacat dalam lapisan luar sel darah merah, sehingga sel tidak dalam bentuk seperti biasanya dan kondisinya lebih rapuh dari biasanya. Nama lain dari Sferositosis herediter adalah anemia hemolitik kongenital spherocytic,sferositosis kongenital,anemia spherocytic dan sferositosis tipe 1. 
Penyebab, Gejala, Pengobatan dan Perwatan Sferositosis herediter
(Sumber:common.wikipedia.org)

Penyebab Sferositosis herediter

Penyebab terjadinya sferositosis herediter seperti yang telah disebutkan ialah karena faktor genetis. Kedua orang tua atau salah satu dari mereka  yang memiliki sferositosis herediter biasanya anaknya akan memiliki penyakit yang sama.

Gejala Sferositosis herediter

Untuk gejala dari sferositosis herediter memiliki gejala yang tidak jauh beda dengan anemia pada umumnya, dimana kulit akan terlihat pucat, merasa lelah atau mudah marah, sering merasa pusing atau pening, dan denyut jantung yang semakin cepat. Selain itu gejala yang timbul mungkin adanya penyakit kuning yang tampak pada bagian putih mata dan kulit.

Perawatan Dan Pengobatan Sferositosis herediter

Dalam kasus yang parah perawatan yang perlu  dilakukan adalah transfusi darah. Karena limpa adalah tempat di mana sel-sel darah merah bisa hancur, maka salah satu opsi perawatan untuk sferositosis herediter ialah dengan melakukan operasi untuk mengangkat limpa. Pengangkatan atau operasi ini disebut splenektomi. Meskipun demikian, mengangkat limpa bukanlah keputusan yang sangat mudah, mengingat tidak adanya limpa juga memberikan resiko yang tinggi.

Tidak semua penderita yang memiliki sferositosis herediter akan diberikan tindakan pengangkatan limpa. Biasanya mereka yang masih berumur dibawah 5 tahun. Mereka hanya diberikan suplemen asam folat. Asam folat dibutuhkan oleh tubuh untuk menghasilkan sel darah merah.

Setelah limpa diangkat atau dihapus, maka seseorang akan memerlukan obat obatan antibiotik selama hidupnya. Hal itu untuk menghindari terjadinya infeksi. Oleh karenanya bagi sebagian penderita biasanya selalu menyediakan obat obatan antibiotik di rumah mereka. Obat obatan yang mengkin bisa diberikan adalah penisilin dosis rendah atau eritromisin.