Kelebihan Air Ketuban (Polihidramnion/Hydramniosis)

Polihidramnion juga dikenal dengan istilah hydramniosis yaitu sebuah istilah dalam dunia kesehatan yang digunakan untuk menggambarkan sebuah komplikasi kehamilan yang ditandai dengan terlalu banyaknya air ketuban. Dalam kondisi ini cairan dalam kantung ketuban yang mengelilingi janin menjadi lebih dari 2000ml. Pada umumnya jumlah maksimal cairan ketuban adalah 800ml, yang tercatat di 34 minggu kehamilan. Jumlah ini jauh menurun seiring berlangsungnya masa kehamilan menjadi sekitar 600 ml pada 40 minggu.

Pada kasus polihidramnion, kelebihan cairan dapat menyebabkan perut ibu hamil menjadi lebih besar sehingga dapat memberikan rasa kurang nyaman pada ibu hamil tersebut. Selain itu, kondisi ini  juga dapat mempersulit dokter untuk memperkirakan posisi bayi dengan pemeriksaan fisik, yang memerlukan penggunaan sonografi.

Kondisi air tuban berlebihan lebih umum terjadi pada mereka yang sudah beberapa kali hamil dibanding mereka yang hamil untuk pertama kalinya. Kelainan Polihidramnion bisa saja bersifat sementara atau akut dan juga bisa berlangsung cukup lama atau kronin dan terjadi hingga beberapa minggu.

Penyebab Polihidramnion (Hydramniosis)

Pada kebanyakan kasus yang terjadi, polihidramnion tidak diketahui apa yang menjadi penyebabnya. Akan tetapi bisa saja hal ini terjadi karena beberapa kondisi seperti ibu hamil mengandung bayi kembar, memiliki penyakit dibaetes, tersumbatnya usus bayi, dan adanya penyakit rhesus pada ibu hamil tersebut. Beberapa penyebab lainnya adalah adanya  pertumbuhan pembuluh darah pada plasenta yang dikenal dengan istilah korioangioma, penumpukan cairan tertentu pada tubuh bayi, serta masalah genetis pada janis.

Gejala Polihidramnion (Hydramniosis)

Wanita hamil yang memiliki kelainan polihidramnion akan memiliki gejala dan tanda-tanda di antaranya adalah sesak napas ketika ia berbaring, mendengar atau merasakan detak jantungnya sendiri atau dikenal dengan palpitasi, terjadinya pembengkakan dan varises  pada kaki. Selain itu gejala yang umum terlihat adalah bagian perut yang terlihat lebih besar dibanding kehamilan normal dan dokter keseulitan dalam mendengar detak jantung janin meski menggunakan stetoskop.

Pengobatan Polihidramnion (Hydramniosis)

Dalam mengatasi atau memberikan Pengobatan pada pasien polihidramnion,  dokter biasanya akan membertimbangkan sejauh mana kondisi dan faktor apa saja yang menyebabkan penyakit ini.

Jika Polihidramnion yang terjadi tergolong ringan dan hanya berkembang sekitar pertengahan kehamilan biasanya kondisi ini akan sembuh dengan sendirinya sehingga tidak memerlukan pengobatan. Penderita biasanya disarankan untuk beristirahat selama beberapa hari.

Dalam beberapa kasus, obat obatan mungkin diresepkan untuk mengurangi jumlah keluarnya urin bayi . Jika  polihidramnion tergolong parah,  mungkin air ketuban perlu dikeringkan untuk mengurangi risiko persalinan prematur atau masalah dengan plasenta. Prosedur itu sendiri dapat berisiko, meskipun, kadang-kadang menyebabkan infeksi, perdarahan dan masalah dengan plasenta, sehingga dalam banyak kasus ibu hamil disarankan untuk beristirahat sebanyak mungkin.