Meninges adalah selaput yang menutupi sumsum tulang belakang dan otak. Saat meninges menjadi bengkak atau meradang, dari sini gejala meningitis melai terjadi.
Meningitis bakteri dapat terjadi pada bayi, anak-anak, dan orang dewasa. Demam, kekakuan leher, sakit kepala, dan perubahan kapasitas mental merupakan gejala utama.
Pada tahun 1806, Vieusseux mengidentifikasi organisme yang menyebabkan kondisi meningitis meningokokus hampir fatal. Meningitis bakteri adalah infeksi bakteri pada meninges, yang mengakibatkan pembengkakan di dalam sistem saraf pusat (SSP).
Seseorang bisa mati dalam beberapa jam saja. Namun, sebagian besar kasus sembuh meski mungkin berisiko cacat jangka panjang, seperti gangguan pendengaran, kesulitan belajar, dan kerusakan pada otak.
Pada bayi baru lahir, meningitis bakteri paling sering terjadi karena:
Meningitis bakteri dapat terjadi pada bayi, anak-anak, dan orang dewasa. Demam, kekakuan leher, sakit kepala, dan perubahan kapasitas mental merupakan gejala utama.
Pada tahun 1806, Vieusseux mengidentifikasi organisme yang menyebabkan kondisi meningitis meningokokus hampir fatal. Meningitis bakteri adalah infeksi bakteri pada meninges, yang mengakibatkan pembengkakan di dalam sistem saraf pusat (SSP).
Seseorang bisa mati dalam beberapa jam saja. Namun, sebagian besar kasus sembuh meski mungkin berisiko cacat jangka panjang, seperti gangguan pendengaran, kesulitan belajar, dan kerusakan pada otak.
Pada bayi baru lahir, meningitis bakteri paling sering terjadi karena:
- Escherichia coli
- Streptococcus agalactiae (kelompok B Streptococcus)
- Streptococcus pneumoniae (secara kebetulan)
- Streptococcus pneumoniae
- Neisseria meningitides
- Haemophilus influenzae (hanya pada anak yang tidak divaksinasi)
- Neisseria meningitides
- Listeria monocytogenes (individu immunocompromised; usia tua)
- Streptococcus pneumonia
- Staphylococcus aureus (endokarditis) & Haemophilus influenzae (sinusitis, otitis)