Penyakit Silikosis

Silikosis adalah salah satu jenis penyakit yang terjadi pada paru-paru yang disebabkan oleh menghirup serpihan  kecil dari silika, mineral, batu, dan bijih mineral seperti kuarsa.Penyakit ini sebagian besar terjadi pada pekerja yang terpapar debu silika dalam pekerjaan pertambangan seperti, manufaktur kaca, dan pekerjaan pengecoran. Secara perlahan, dari waktu ke waktu, paparan partikel silika menyebabkan jaringan parut di paru-paru, yang dapat menggangu dan mempersulit untuk bernapas.

Ada tiga jenis silikosis yaitu silikosis akut, silikosis kronis, dan silkosis terakselerasi. Silikosis akut, yang menyebabkan batuk, penurunan berat badan, dan kelelahan dalam beberapa minggu atau tahun paparan inhalasi silika. Sedangkan Silikosis kronis, yang muncul 10 sampai 30 tahun setelah paparan dan dapat mempengaruhi paru-paru atas dan kadang-kadang menyebabkan luasnya jaringan parut. Sementara Silikosis terakselerasi, yang terjadi dalam 10 tahun paparan tingkat tinggi.

Silikosis dapat terjadi dalam beberapa minggu hingga puluhan tahun setelah tubuh kita terkena silika. Hal ini terjadi ketika orang menghirup debu silika, mereka menghirup partikel kecil dari silika mineral. Debu silika ini dapat menyebabkan penumpukan cairan dan jaringan parut dalam paru-paru yang dapat menghambat kemampuan kita untuk bernapas. Hal ini dapat menyebabkan jaringan parut paru-paru dan batuk, penurunan berat badan, dan kelelahan.

Gejala Penyakit Silikosis

Gejala silikosis dapat muncul dari beberapa minggu hingga bertahun-tahun setelah paaru paru kita terkena debu silika. Gejala biasanya memburuk dari waktu ke waktu sebagai jaringan parut di paru-paru terjadi. Orang yang menderita silikosis biasanya kan mengalami batuk pada awal terjadinya penyakit ini dan berkembang dari waktu ke waktu sejalan dengan bertambahnya silika yang dihirup. Selain itu, orang yang mengalami silikosis akut, mungkin akan merasakan beberapa permasalahan seperti demam dan nyeri dada yang tajam disertai kesulitan bernapas. Gejala semacam  ini dapat menyerang  secara tiba-tiba.

Sementara itu, orang yang menderita silikosis kronis,  mungkin mengalami toraks yang abnormal pada awal terjadinya penyakit ini dan kemudian secara perlahan-lahan mengembangkan batuk dan kesulitan bernapas. Lebih dari sepertiga orang dengan silikosis memiliki produksi dahak dan batuk. Gejala yang juga dapat dialami oleh orang yang menderita silikosis kronis mungkin akan mengalami hal yang samap seperti yang terjadi pada bronkitis kronis, selain itu paru-paru memiliki suara tambahan yang disebut mengi dan ronki. Jaringan parut  meluluas berlangsung dari waktu ke waktu. Selain itu, penderita juga akan mengalami tanda-tanda seperti gejala yang terjadi pada penyakit paru-paru kronis seperti kaki bengkak, peningkatan denyut, dan perubahan warna kebiruan pada bibir bernapas.

Penyebab Penyakit  Silikosis

Silikosis terjadi disebabkan karena adanya paparan kristal silika, yang berasal dari kepingan, pemotongan, pengeboran, atau menggiling tanah, pasir, granit, atau mineral lainnya. Setiap pekerjaan di mana kerak bumi terganggu dapat menyebabkan silikosis. Beberapa jenis  pekerjaan diketahui dapat memberikan risiko bagi pekerja untuk menghirup kristal silika. Jenis pekerjaan tersebut diantaranya adalah pertambangan batu bara, pekerjaan konstruksi, tukang batu, penambangan pasir, pakbrik kaca, pembuatan keramik, industri baja, dan pemotongan batu.

Pengobatan Penyakit  Silikosis

Hingga saat belum ada pengobatan khusu untuk penyakit Silikosis. Pemberian pengobatan adalah untuk mengurangi gejala. Pengobatan bisa menggunakan obat batuk untuk meringankan gejala batuk, sementara antibiotik diberikan untuk mengatasi infeksi saluran pernapasan. Penggunaan Inhaler disarankan untuk memperlancar saluran udara. Beberapa pasien memakai masker oksigen untuk mensuplay oksigen dalam darah.

Orang yang sudah menderita silikosis sebaiknya menghindari paparan silika lebih lanjut. Selain itu, jika penderita adalah seorang perokok, sebaiknya kebiasaan merokoknya harus dihentikan.

Karena pasien silikosis memiliki resiko lebih tinggi untuk memiliki tuberkulosis, dokter dapat meresepkan obat untuk mengobati TB. Pasien dengan silikosis parah mungkin memerlukan operasi untuk transplantasi paru-paru.