Kanker Leukemia Pada Anak (Bayi)

Salah satu jenis kanker yang paling umum  terjadi pada bayi atau anak anak adalah kanker darah leukima. Sebaian besar penyakit ini terjadi pada mereka yang masih berusia 3 hingga 5 tahun. Leukimia pada anak dapat mempengaruhi pembentukan sel sel darah putih dalam sumsum tulang yang dapat mengalir ke dalam semua liran darah serta mengelilingi sel sel yang masi sehat. Hal ini menyebabkan sistem kekebalan tubuh bayi menjadi berkurang sehingga tidak lagi mampu melawan infeksi yang disebabkan oleh bakteri atau pun virus.

Gejala Dan Tanda Tanda Leukemia Pada Anak

Mengetahui adanya leukemia pada anak bukanlah hal yang mudah, karena gajala biasanya terjadi secara perlahan. Selain itu tanda atau gejala yang dialami setiap anak dapat terjadi perbedaan tergantung akar penyebab terjadinya penyakit ini.  Berikut ini merupakan tanda tanda atau gejala umum yang terjadi ketika seorang anak mengalami Leukemia.

Kelelahan

Anak dapat mengalami kelelahan dengan cepat karena anak juga dapat anemia yang disebabkan oleh kekurangan sel darah merah. Kekurangan sel dara juga dapat menyebabkan kelemahan dan pusing ringan dan kulit pucat.

Demam dan Infeksi

Anak juga dapat mengamai demam yang biasanya tidak dapat diobati dengan obat-obatan demam sebagaimana biasanya. Karena demam ini dapat disebabkan oleh sel-sel leukemia yang abnormal baik karena sekresi kimia dalam tubuh atau karena kurangnya kemampuan tubuh dalam melawan infeksi dan hanya hanya beberapa sel darah putih yang sehat yang masih dapat memberikan perlindungan sehingga infeksi akan menyebabkan demam.

Memar dan pendarahan yang berlebihan

Adanya leukemia dapat mengurangi trombosit, oleh karenanya hal ini dapat memungkinakan seorang anak dapat mengalami memar dan akan mengalami pendarahan akibat trombosi tidak dapat melakukan pembekuan darah dengan sempurna akibat kurangnya trombosit tersebut. Selain itu, kondisi ini juga dapat menyebabkan anak mengalami mimisan serta gusi berdarah akibat kurangnya trombosit tersebut.

Nyeri Tulang dan Sendi

Anak yang memiliki leukemia juga dapat mengalami nyeri tulang dan sendi. Hal ini karena Sel-sel leukemia biasanya mengelompok di sekitar di dalam sendi dan di sekitar permukaan tulang. Jadi, seorang anak dengan leukemia mungkin sering mengeluh tentang nyeri  tulang dan sendi.

Pembengkakan Perut

Anak dengan leukemia juga dapat mengalami pembengkakan perut. Hal ini sebenarnya hati dan limpa yang mengalami pembengkakan, dokter biasanya dapat mengidentifikasi pembesaran tersebut di bawah tulang rusuk. Hal ini terjadi karena sel-sel leukemia menumpuk dalam hati sehingga menyebakan pembengkakan.

Kurangnya Nafsu Makan Serta Menurunnya Berat bada

Anak yang mengalami leukemia dapat mengalami turunnya nafsu makan yang secara tidak langsung akan berakibat pada turunnya berat badan. Kurangnya  nafsu makan ini diduga karena pembesaran hati dan limpa yang dapat menekan organ lain termasuk perut sehingga dapat membatasi kapasitas perut yang biasanya diisi oleh makanan.

Pembengkakan Kelenjar Getah Bening

Gajala lainnya pada anak yang mengalami leukemia adalah pembengkakan kelenjar gatah bening. Hal ini karena pembengkakan kelenjar getah bening merupakan gejala dari adanya infeksi.

Batuk Dan Gangguan Pernafasan

Sel sel leukemia juga dapat memengaruhi timus. Timus terletak di dada sekitar tenggorokan dan ketika timus tersebut membesar karena sel-sel leukemia, hal itu aka  menekan tenggorokan dan akan menyebabkan batuk dan masalah pernapasan.

Pembengkakan Pada Lengan dan Wajah

Pembengkakan lengan dan wajah pada anak merupakan gejala yang sangat berbahaya karena mengindikasikan sindroma Vena Cava Superior, yang dapat mengancam kehidupan jika segera mendapatkan penanganan.

Pengobatan Kanker Leukemia Pada Anak

Dalam mengatasi leukemia, biasanya dilakukan dengan cara memberikan obat kemoterapi yang dapat diberikan secara oral atau melalui vena.  Terapi radiasi, transplantasi sel induk juga dapat dijadikan pilihan dalam mengatasi leukemia.

Secara umum leukemia dapat diobati dengan kemoterapi. Anak yang dibati dengan kemoterapi biasnya akan mengalami  berbagai efek samping seperti termasuk pusing, mual, muntah, rambut rontok secara keseluruhan dengan eksposisi jangka pendek untuk berbagai infeksi dan penyakit. Para dokter biasanya memberikan pengobatan untuk setiap efek samping yang muncul saat melakukan kemoterapi.