Gejala Penyebab Dan Cara Pengobatan Mielitis Transversa (Radang Sumsum Tulang Belakang)
Mielitis Transversa adalah penyakit neurologis langka yang menyebabkan peradangan dan disfungsi pada sumsum tulang belakang. Adanya inflamasi tersebut dapat menyebabkan kerusakan serabut saraf pada sumsum tulang belakang. Hal ini dapat terjadi karena berbagai faktor, termasuk infeksi virus, respon sistem kekebalan tubuh yang abnormal, dan stroke. Mielitis Transversa dapat terjadi tanpa mengenal batasan atau jenjang usia. Meski demikian hal ini paling sering mempengaruhi seseorang dalam dua rentang usia, remaja untuk awal 20-an, dan 30 hingga usia 40-an. Selain itu, kondisi ini juga dapat terjadi pada berbagai jenis etnis.
Gejala Pada mielitis transversa dapat bervariasi pada pada setiap orang dan akan tergantung pada serabut saraf di sumsum tulang belakang dipengaruhi oleh peradangan. Gejala juga tergantung pada intensitas keparahan inflamasi yang terjadi. Beberapa gejala yang dapat terjadi adalah kelemahan pada kaki, adanya sesnsasi tertusuk jarum, mati rasa, serta hilangnya kemampuan untuk mebadakan suhu cairan atau benda lainnya. Selain itu, orang yang menderita Mielitis Transversa juga dapat mengalami gejala seperti hilangnya kontrol atau kendali sadar pada usus dan kandung kemih serta hilangnya beberapa fungsi seksual.
Penyebab Mielitis Transversa sampai saat belum diketahui secara pasti. Tetapi beberap hal seperti infeksi virus, cedera tulang belakang, reaksi kekebalan tubuh dan aliran darah yang tidak cukup melalui pembuluh darah sumsum tulang belakang diduga sebagai penyebabnya. Dalam beberapa kasus, Mielitis Transversa dapat menjadi stadium pertama dari penyakit multiple sclerosis dan juga dapat menjadi bagian dari multiple sclerosis. Kondisi ini juga dapat menjadi bagian dari penyakit neuromyelitis optica, di mana sistem kekebalan tubuh menyerang saraf optik dan sumsum tulang belakang.
Untuk saat ini, masih belum ada obat yang efektif untuk menyembuhkan orang-orang yang menderita mielitis transversa. Secara umum ahli medis meresepkan terapi kortikosteroid selama beberapa minggu pertama setelah orang mengalami sakit. Pemberian terapi ini bertujuan untuk mengurangi peradangan. Pemberian terapi awal merupakan bagian paling penting dari pengobatan untuk gangguan ini, paling tidak dapat menjaga tubuh berfungsi pasien sebelum mengemlbalikan fungsi saraf secara penuh. setelah seorang individu mulai dan dapat mengembalikan kontrol ekstremitas, terapi fisik bisa dilakukan untuk membantu meningkatkan kekuatan otot, koordinasi, dan rentang gerak.
