Penyakit Botulisme

Botulisme merupakan penyakit yang disebabkan oleh toksin botulinum yang merupakan racun yang dihasilkan oleh bakteri. Ada pun bakteri yang menjadi penyebab terjadinya racun yang mengakibatkan botulisme adalah anaerob obligat Clostridium botulinum, Clostridium baratii dan Clostridium butyricum. Organisme secara umum terdapat dalam tanah dan dapat bertahan hidup dalam lingkungan ini dalam bentuk spora. Beberapa jenis bakteri ini dapat memproduksi racun kimia yang disebut dengan toksin botulinum yang dapat merusak fungsi otot di banyak daerah tubuh, menyebabkan kelumpuhan otot. Botulisme juga kerap dimanfaatkan sebagai senjata biologis.

Penyebab Terjadinya Penyakit Botulisme

Botulisme bukanlah penyakit menular. Penyakit ini seperti yang telah dijelaskan di atas dapat terjadi karena ada racun botolium yang dihasilkan oleh bakteri yang bernama anaerob obligat Clostridium botulinum, Clostridium baratii dan Clostridium butyricum. Bakteri ini dapat meracuni kita melalui konsumsi makanan yang telah terkontaminasi. Bakteri ini biasanya mengkontaminasi makanan melalui debu yang hinggap pada makanan dalam bentuk spora yang dapat pindah dan aktif dan menghasilkan racun berbahaya.

Gejala Penyakit Botulisme

Gejala umum yang terjadi pada awal berkembangnya penyakit botulisme di antranya adalah Sakit perut, mual, muntah atau diare. Selanjutnya penyakit ini akan memberikan gejala berupa gangguan pandangan seperti penglihatan ganda dan kabur, kelopak mata sayu,  cadel, sulit menelan, mulut kering, dan kelemahan otot. Gejala ini akan terlihat setelah toksin mempengaruhi impuls saraf ke otot, yang dapat menyebabkan kelumpuhan otot-otot. Jika segera ditangani, kelumpuhan dapat berlanjut mempengaruhi otot lengan, kaki, batang, dan otot-otot saluran pernapasan.

Botulisme pada bayi by Momofbear  Licensed under CC BY-SA 3.0 via Commons.
Pengobatan Penyakit Botolisme

Botulisme secara umum harus dirawat di rumah sakit dalam waktu yang cukup lama. Untuk mengatasi botulisme, dokter akan memberikan pengobatan utama dengan memberikan obat antibiotik, sebuah antitoksin (penangkal kimia untuk racun), dan dengan dukungan mesin dengan ventilator yang diperlukan untuk membantu pernapasan. Jika antitoksin diberikan di awal perjalanan penyakit, itu akan mencegah pengaruh buruk dari racun, tetapi tidak berpengaruh terhadap gejala yang telah berjalan. Selain memberikan penanganan secara medis, pasien biasanya juga memerlukan terapi fisik untuk mengatasi pemulihan kekuatan otot.