Osteopenia (Penurunan Kepadatan Tulang)

Osteopenia mengacu pada sebuah kondisi di mana  kepadatan tulang lebih rendah dari apa yang dibutuhkan. Kepadatan tulang adalah hal yang mendandakan bahwa tulang masih sehat dan kuat. Osteopenia meningkatkan risiko osteoporosis; namun tidak semua orang yang mengalami osteopenia akan mengalami osteoporosis. Untuk lebih spesifik, osteopenia adalah tulang kepadatan mineral dimana  T-skor antara -1.0 hingga-2.5. T-score adalah jumlah unit (standar deviasi) tulang di atas atau di bawah rata-rata.

Penyebab Osteopenia

Menurunnya kepadatan tulang adalah hal yang wajar seiring bertambahnya usia. Proses ini biasanya dimulai di usia pertengahan ketika sel-sel yang ada diserap kembali oleh tubuh lebih cepat dibandingkan dengan seberapa cepat tulang baru dibuat sehingga membuat tulang rapuh. Dengan demikian, tulang mulai kehilangan mineral, massa, dan strukturnya dan menjadi lemah sehingga rentan terhadap patah tulang. Osteopenia juga dapat disebabkan karena kondisi medis atau perawatan terntentu. Osteopenia ditemukan terjadi lebih terjadi pada wanita dibandingkan pria.

Gejala Osteopenia

Osteopenia biasanya tidak memiliki gejala. Tidak ada rasa sakit atau tanda-tanda lain untuk sinyal bahwa kepadatan tulang sudah mulai berkurang, walaupun ia mungkin lebih memungkinkan untuk mengalami patah tulang dengan voleme lebih sering karena tulang cenderung menjadi rapuh tidak begitu keras sebagaimana biasanya.

Diagnosis Osteopenia

Radiografi dapat digunakan untuk mendiagnosis osteopenia; biasanya akan nampak secara visual kepadatan tulang. Selain itu, pemeriksaan  non-invasif prosedur scanning seperti energi ganda X-ray absorptiometry (DEXA) scan dapat digunakan untuk mengidentifikasi kepadatan yang sudah mulai menurun dan juga untuk memastikan adanya osteopenia dan osteoporosis. Mineral tulang akibat kepadatan kemudian dicocokkan dengan yang orang-orang dari usia dan kesehatan yang sama untuk mengetahui apakah tulang berada dalam kondisi baik atau tidak.

Pengobatan Osteopenia

Berbagai perubahan gaya hidup dapat membantu mengobati osteopenia, perubahan tersebut di antaranya adalah mengkonsumsi vitamin D sesuai dengan kebutuhan. Penderita juga saharusnya berhenti merokokdan tidak berlebihan dalam mengkonsumsi alkohol. Selain itu kita juga dianjurkan untuk rajin berolahraga setiap hari dan mengkonsumsi makanan yang cukup.

Selain itu, beberapa obat dapat membantu memperlambat kemerosotan kepadatan tulang, mengurangi risiko osteoporosis dan patah tulang. Obat-obat ini termasuk:
  • Forteo (teriparatid), bentuk sintetis dari hormon yang merangsang pembentukan tulang
  • Selektif modulator reseptor estrogen seperti Evista (raloxifene), obat ini memliki efek yang baik sama seperti estrogen  pada tulang
  • Kalsitonin, obat ini bermanfaat dalam meningkatkan kepadatan mineral tulang
  • Bifosfonat seperti Fosamax (alendronate), Boniva (ibandronate), Actonel (asam risedronic), dan Reclast (asam zoledronic), obat ini dapat menghambat resorpsi tulang
Selain itu, penderita juga dapat melalui terapi penggantian estrogen sebagai pengobatan osteopenia.