Otosklerosis adalah gangguan atau kondisi yang terutama mempengaruhi sanggurdi (stapes) , salah satu ossicles tulang kecil di telinga tengah . Untuk memiliki pendengaran normal , ossicles harus dapat bergerak bebas dalam menanggapi gelombang suara . Otosklerosis terjadi karenya adanya bagian tulang yang tumbuh abnormal pada sekitar stapes . Kaki stapes , di mana ia menempel pada koklea , biasanya di mana kondisi dimulai . Tulang normal mengurangi gerakan stapes , yang mengurangi jumlah suara yang ditransfer ke koklea . Pertumbuhan tulang yang abnormal sangat bertahap . Namun, akhirnya stapes dapat menjadi tetap, atau menyatu dengan tulang koklea . Hal ini dapat menyebabkan gangguan pendengaran yang parah. Kondisi hilangnya pendengaran dikenal sebagai gangguan pendengaran konduktif (frekuensi suara tidak dapat dilakukan (ditransmisikan) dari stapes ke koklea).
Pada umunya otosklerosis hanya mempengaruhi stapes. Namun terkadang , dari waktu ke waktu , otosklerosis dapat juga mempengaruhi shell tulang koklea dan sel-sel saraf di dalamnya . Jika hal ini terjadi , kerusakan pada sel-sel saraf berarti bahwa transmisi impuls saraf ke otak dapat dipengaruhi . Gangguan pendengaran semacam ini disebut gangguan pendengaran sensorineural.
Otosklerosis dapa terjadi pada kedua telinga, meskipun terkadang hanya terjadi pada salah satu telinga. Biasanya pertama berkembang antara usia 15 dan 35. Wanita dua kali lebih sering terserang dibanding laki laki.
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya Otosklerosis adalah faktor genetik atau keturunan. Diketahui 2 dari 3 penderita otosklerosis ternyata mereka memiliki anggota keluarga lain yang juga mengalami gangguan pendengaran ini. Akan tetapi tidak semua Otosklerosis yang terjadi dipengaruhi oleh faktor genetik. Gangguan virus diduga mempengaruhi Otosklerosis yang sedang berkembang.
Gejala lain dari Otosklerosis ini penderita biasanya akan mengalami gangguan tinnitus dan vertigo. Tinnitus adalah suara yang tidak normal yang dapat terdengar, tetapi tidak datang dari luar telinga . Suara terdengar termasuk dering, peluit , menderu , dan lain lain. Tinnitus dialami oleh 4 dari 5 orang yang mengalami gangguan otosklerosis. Vertigo dialami beberapa orang yang memiliki otosklerosis , meskipun hal ini jarang terjadi.
Secara umum tindakan yang diberikan untuk mengatasi Otosklerosis ialah dengan cara operasi. Operasi dilakukan untuk mengganti stapes dengan menggunakan tulang buatan yang terbuat dari plastik atau logam. Operasi ini dikenal dengan stapedektomi. Dalam berbagai operasi yang dilakukan, cara pengobatan dengan metode ini berhasil mengembalikan pendengaran ke dalam kondisi normal. Namun ada juga yang gagal dan menyebabkan telinga mengalami ketulian secara total.
Pada umunya otosklerosis hanya mempengaruhi stapes. Namun terkadang , dari waktu ke waktu , otosklerosis dapat juga mempengaruhi shell tulang koklea dan sel-sel saraf di dalamnya . Jika hal ini terjadi , kerusakan pada sel-sel saraf berarti bahwa transmisi impuls saraf ke otak dapat dipengaruhi . Gangguan pendengaran semacam ini disebut gangguan pendengaran sensorineural.
![]() |
(sumber: en.wikipedia.org) |
Otosklerosis dapa terjadi pada kedua telinga, meskipun terkadang hanya terjadi pada salah satu telinga. Biasanya pertama berkembang antara usia 15 dan 35. Wanita dua kali lebih sering terserang dibanding laki laki.
Penyebab Penyakit Otoseklerosis
Tulang sanggurdi (stape) merupakan jaringan yang terbangun dari sel sel yang biasanya terus menerus rusak dan tebentuk kembali. Akan tetapi pada penderita Otosklerosis proses terbentuknya tulang menjadi rusak, tulang baru tidak terbentuk dengan benar dan tulang menjadi tidak normal. Namun alasan mengapa hal itu hanya terjadi pada tulang sanggurdi tidak diketahui secara jelas.Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya Otosklerosis adalah faktor genetik atau keturunan. Diketahui 2 dari 3 penderita otosklerosis ternyata mereka memiliki anggota keluarga lain yang juga mengalami gangguan pendengaran ini. Akan tetapi tidak semua Otosklerosis yang terjadi dipengaruhi oleh faktor genetik. Gangguan virus diduga mempengaruhi Otosklerosis yang sedang berkembang.
Gejala Penyakit Otoseklerosis
Gejala utama dari adanya penyakit Otosklerosis adalah terganggunya pendengaran. Tingkat gangguan pendengaran tergantung seberapa parah Otosklerosis itu terjadi. Dalam kasus yang sangat parah, penderita biasanya akan mengalami ketulian.Gejala lain dari Otosklerosis ini penderita biasanya akan mengalami gangguan tinnitus dan vertigo. Tinnitus adalah suara yang tidak normal yang dapat terdengar, tetapi tidak datang dari luar telinga . Suara terdengar termasuk dering, peluit , menderu , dan lain lain. Tinnitus dialami oleh 4 dari 5 orang yang mengalami gangguan otosklerosis. Vertigo dialami beberapa orang yang memiliki otosklerosis , meskipun hal ini jarang terjadi.
Perawatan Dan Pengobatan Penyakit Otoseklerosis
Penderita Otosklerosis yang kehilangan pendengaran ringan biasanya tidak akan diberikan pengobatan apa pun. Namun jika jika gangguan menjadi sangat parah, biasanya akan diberikan alat bantu dengar.Secara umum tindakan yang diberikan untuk mengatasi Otosklerosis ialah dengan cara operasi. Operasi dilakukan untuk mengganti stapes dengan menggunakan tulang buatan yang terbuat dari plastik atau logam. Operasi ini dikenal dengan stapedektomi. Dalam berbagai operasi yang dilakukan, cara pengobatan dengan metode ini berhasil mengembalikan pendengaran ke dalam kondisi normal. Namun ada juga yang gagal dan menyebabkan telinga mengalami ketulian secara total.